Nama : Nur Anastatia
Kelas : 3ea13
NPM : 15210115
Biografi Adolf Hitler – Sang Diktator Nazi
Adolf
Hitler lahir tahun 1889 di Braunau,
Austria.
Sebagai remaja dia merupakan seorang
seniman
gagal yang kapiran dan kadang-kadang dalam usia mudanya dia menjadi seorang
nasionalis Jerman yang fanatik. Di masa Perang Dunia ke-I, dia masuk Angkatan
Bersenjata Jerman, terluka dan peroleh dua medali untuk keberaniannya.
Kekalahan
Jerman membikinnya terpukul dan geram. Di tahun 1919 tatkala umurnya menginjak
tiga puluh tahun, dia bergabung dengan partai kecil berhaluan kanan di Munich,
dan segera partai ini mengubah nama menjadi Partai Buruh Nasionalis Jerman
(diringkas Nazi). Dalam tempo dua tahun dia menanjak jadi pemimpin yang tanpa
saingan yang dalam julukan Jerman disebut “Fuehrer”.
Di
bawah kepemimpinan Hitler, partai Nazi dengan kecepatan luar biasa menjadi
suatu kekuatan dan di bulan Nopember 1923 percobaan kupnya gagal. Kup itu
terkenal dengan sebutan “The Munich Beer Hall Putsch.” Hitler ditangkap,
dituduh pengkhianat, dan terbukti bersalah. Tetapi, dia dikeluarkan dari
penjara sesudah mendekam di sana
kurang dari setahun.
Di tahun 1928 partai Nazi masih merupakan partai kecil. Tetapi, depressi besar-besaran membikin rakyat tidak puas dengan partai-partai politik yang besar dan sudah mapan. Dalam keadaan seperti ini partai Nazi menjadi semakin kuat, dan di bulan Januari 1933, tatkala umurnya empat puluh empat tahu Hitler menjadi Kanselir Jeman.
Dengan
jabatan itu, Hitler dengan cepat dan cekatan membentuk kediktatoran dengan
menggunakan aparat pemerintah melabrak semua golongan oposisi. Perlu dicamkan,
proses ini bukanlah lewat erosi kebebasan sipil dan hak-hak pertahankan diri
terhadap tuduhan-tuduhan kriminal, tetapi digarap dengan sabetan kilat dan
sering sekali partai Nazi tidak ambil pusing dengan prosedur pengajuan di
pengadilan samasekali. Banyak lawan-lawan politik digebuki, bahkan dibunuh
langsung di tempat. Meski begitu, sebelum pecah Perang Dunia ke-2, Hitler
meraih dukungan sebagian terbesar penduduk Jerman karena dia berhasil menekan
jumlah pengangguran dan melakukan perbaikan-perbaikan ekonomi.
Hitler kemudian merancang jalan menuju penaklukan-penaklukan yang ujung-ujungnya membawa dunia ke kancah Perang Dunia ke-2. Dia merebut daerah pertamanya praktis tanpa lewat peperangan samasekali. Inggris dan Perancis terkepung oleh pelbagai macam kesulitan ekonomi, karena itu begitu menginginkan perdamaian sehingga mereka tidak ambil pusing tatkala Hitler mengkhianati Persetujuan Versailles dengan cara membangun Angkatan Bersenjata Jerman. Begitu pula mereka tidak ambil peduli tatkala Hitler menduduki dan memperkokoh benteng di Rhineland (1936), dan demikian juga ketika Hitler mencaplok Austria (Maret 1938). Bahkan mereka terima sambil manggut-manggut ketika Hitler mencaplok Sudetenland, benteng pertahanan perbatasan Cekoslowakia. Persetujuan internasional yang dikenal dengan sebutan “Pakta Munich” yang oleh Inggris dan Perancis diharapkan sebagai hasil pembelian “Perdamaian sepanjang masa” dibiarkan terinjak-injak dan mereka bengong ketika Hitler merampas sebagian Cekoslowakia beberapa bulan kemudian karena Cekoslowakia samasekali tak berdaya. Pada tiap tahap, Hitler dengan cerdik menggabung argumen membenarkan tindakannya dengan ancaman bahwa dia akan perang apabila hasratnya dianggap sepi, dan pada tiap tahap negara-negara demokrasi merasa gentar dan mundur melemah.
Tetapi,
Inggris dan Perancis berketetapan hati mempertahankan Polandia, sasaran Hitler
berikutnya. Pertama Hitler melindungi dirinya dengan jalan penandatangan pakta
“Tidak saling menyerang” bulan Agustus 1939 dengan Stalin (hakekatnya
perjanjian itu perjanjian agresi karena keduanya bersepakat bagaimana membagi
dua Polandia buat kepentingan masing-masing). Sembilan hari kemudian, Jerman
menyerang Polandia dan enam belas hari sesudah itu Uni Soviet berbuat serupa.
Meskipun Inggris dan Perancis mengumumkan perang terhadap Jerman, Polandia
segera dapat ditaklukkan.
Tahun puncak kehebatan Hitler adalah tahun 1940. Bulan April, Angkatan Bersenjatanya melabrak Denmark dan Norwegia. Bulan Mei, dia menerjang Negeri Belanda, Belgia, dan Luxemburg. Bulan Juni, Perancis tekuk lutut. Tetapi pada tahun itu pula Inggris bertahan mati-matian terhadap serangan udara Jerman-terkenal dengan julukan “Battle of Britain” dan Hitler tak pernah sanggup menginjakan kaki dibumi Inggris.
Tahun puncak kehebatan Hitler adalah tahun 1940. Bulan April, Angkatan Bersenjatanya melabrak Denmark dan Norwegia. Bulan Mei, dia menerjang Negeri Belanda, Belgia, dan Luxemburg. Bulan Juni, Perancis tekuk lutut. Tetapi pada tahun itu pula Inggris bertahan mati-matian terhadap serangan udara Jerman-terkenal dengan julukan “Battle of Britain” dan Hitler tak pernah sanggup menginjakan kaki dibumi Inggris.
Pasukan
Jerman menaklukkan Yunani dan Yugoslavia
di bulan April 1941. Dan di bulan Juni tahun itu pula Hitler merobek-robek
“Perjanjian tidak saling menyerang” dengan Uni Soviet dan membuka penyerbuan.
Angkatan Bersenjata Jerman dapat menduduki bagian yang amat luas wilayah Rusia
tetapi tak mampu melumpuhkannya secara total sebelum musim dingin. Meski
bertempur lawan Inggris dan Rusia, tak tanggung-tanggung Hitler memaklumkan
perang dengan Amerika Serikat bulan Desember 1941 dan beberapa hari kemudian
Jepang melabrak Amerika Serikat, mengobrak-abrik pangkalan Angkatan Lautnya di
Pearl Harbor.
Di pertengahan tahun 1942 Jerman sudah menguasai bagian terbesar wilayah Eropa yang tak pernah sanggup dilakukan oleh siapa pun dalam sejarah. Tambahan pula, dia menguasai Afrika Utara. Titik balik peperangan terjadi pada parohan kedua tahun 1942 tatkala Jerman dikalahkan dalam pertempuran rumit di El-Alamein di Mesir dan Stalingrad di Rusia. Sesudah kemunduran ini, nasib baik yang tadinya memayungi tentara Jerman angsur-berangsur secara tetap meninggalkannya. Tetapi, kendati kekalahan Jerman tampaknya tak terelakkan lagi, Hitler menolak menyerah. Bukannya dia semakin takut, malahan meneruskan penggasakan selama lebih dari dua tahun sesudah Stalingrad. Ujung cerita yang pahit terjadi pada musim semi tahun 1945. Hitler bunuh diri di Berlin tanggal 30 April dan tujuh hari sesudah itu Jerman menyerah kalah.
Selama
masa kuasa, Hitler terlibat dalam tindakan pembunuhan massal yang tak ada tolok
tandingannya dalam sejarah. Dia seorang rasialis yang fanatik, spesial terhadap
orang Yahudi yang dilakukannya dengan penuh benci meletup-letup. Secara terbuka
dia mengumumkan bunuh tiap orang Yahudi di dunia. Di masa pemerintahannya, Nazi
membangun kampkamp pengasingan besar, dilengkapi dengan kamar gas. Di tiap
daerah yang menjadi wilayah kekuasaannya, orang-orang tak bersalah, lelaki dan
perempuan serta anak-anak digiring dan dijebloskan ke dalam gerbong ternak
untuk selanjutnya dicabut nyawanya di kamar-kamar gas. Dalam jangka waktu hanya
beberapa tahun saja sekitar 6.000.0000 Yahudi dipulangkan kealam baka.
Yahudi
bukan satu-satunya golongan yang jadi korban Hitler. Di masa pemerintahan
kediktatorannya, orang-orang Rusia dan Gypsy juga dibabat, seperti juga halnya
menimpa orang-orang yang dianggap termasuk ras rendah atau musuh-musuh negara.
Jangan sekali-kali dibayangkan pembunuhan ini dilakukan secara spontan, atau
dalam keadaan panas dan sengitnya peperangan. Melainkan Hitler membangun kamp
mautt itu dengan organisasi yang rapi dan cermat seakan-akan dia merancang
sebuah perusahaan bisnis besar. Data-data tersusun, jumlah ditetapkan, dan
mayat-mayat secara sistematis dipreteli anggota-anggota badannya yang berharga
seperti gigi emas dan cincin kawin. Juga banyak dari jenazah-jenazah itu
dimanfaatkan buat pabrik sabun. Begitu telitinya rencana pembunuhan oleh Hitler
hingga bahkan di akhir-akhir perang akan selesai, tatkala Jerman kekurangan
bahan-bahan buat penggunaan baik sipil maupun militer, gerbong ternak masih
terus menggelinding menuju kamp-kamp pembunuhan dalam rangka missi terror
non-militer.
Dalam banyak hal, jelas sekali kemasyhuran Hitler akan tamat. Pertama, dia oleh dunia luas dianggap manusia yang paling jahanam sepanjang sejarah. Jika orang seperti Nero dan Caligula yang salah langkahnya amat tidak berarti jika dibanding Hitler dan Hitler masih saja tetap jadi lambang kekejaman selama 20 abad, tampaknya tak melesetlah jika orang meramalkan bahwa Hitler yang begitu buruk reputasinya tak terlawankan dalam sejarah akan dikenang orang untuk berpuluh-puluh abad lamanya.
Lebih dari itu, tentu saja, Hitler akan dikenang sebagai biang keladi pecahnya Perang Dunia ke-2, perang terbesar yang pernah terjadi di atas bumi. Kemajuan persenjataan nuklir seakan merupakan kemustahilan akan terjadi perang yang berskala luas di masa depan. Karena itu, bahkan dua atau tiga ribu tahun lagi dari sekarang, Perang Dunia ke-2 mungkin masih dianggap kejadian besar dalam sejarah.
Lebih
jauh lagi, Hitler akan tetap terkenal karena seluruh kisah menyangkut dirinya
begitu menyeramkan dan menarik, betapa seorang asing (Hitler dilahirkan di
Austria, bukan Jerman), betapa seorang yang tak punya pengalaman politik
samasekali, tak punya duit, tak punya hubungan politik, mampu –dalam masa
kurang dari empat belas tahun– menjadi pemimpin kekuatan dunia yang menonjol,
sungguh-sungguh mengagumkan. Kemampuannya selaku orator betul-betul luar biasa.
Diukur dari kemampuannya menggerakkan massa
dalam tindakan-tindakan penting, bisa dikatakan bahwa Hitler merupakan seorang
orator terbesar dalam sejarah. Akhirnya, cara kotor yang mengangkatnya ke
puncak kekuasaan, sekali terpegang tangannya tak akan cepat terlupakan.
Mungkin
tak ada tokoh dalam sejarah yang punya pengaruh begitu besar terhadap
generasinya ketimbang Adolf Hitler. Di samping puluhan juta orang yang mati
dalam peperangan yang dia biang keladinya, atau mereka yang mati di kamp
konsentrasi, masih berjuta juta orang terlunta-lunta tanpa tempat bernaung atau
yang hidupnya berantakan akibat perang.
Perkiraan lain mengenai pengaruh Hitler harus mempertimbangkan dua faktor. Pertama, banyak yang betul-betul terjadi di bawah kepemimpinannya tak akan pernah terjadi andaikata tanpa Hitler. (Dalam kaitan ini dia amat berbeda dengan tokoh-tokoh seperti Charles Darwin atau Simon Bolivar). Tentu saja benar bahwa situasi di Jerman dan Eropa menyediakan kesempatan buat Hitler. Gairah kemiliterannya dan anti Yahudinya, misalnya, memang memukau para pendengamya. Tak tampak tanda-tanda, misalnya, bahwa umumnya bangsa Jerman di tahun 1920-an atau 1930-an bermaksud punya pemerintahan seperti yang digerakkan oleh Hitler, dan sedikit sekali tanda-tanda bahwa pemuka-pemuka Jerman lainnya akan berbuat serupa Hitler. Apa yang dilakukan Hitler sedikit pun tak pernah diduga akan terjadi oleh para pengamat.
Kedua,
seluruh gerakan Nazi dikuasai oleh seorang pemimpin hingga ke tingkat yang luar
biasa. Marx, Lenin,
Stalin
dan lain-lain pemimpin sama-sama punya peranan terhadap tumbuhnya
Komunisme. Tetapi, Nasional Sosialisme tak punya pemimpin penting sebelum
munculnya Hitler, begitu pula tak ada sesudahnya. Hitler memimpin partai itu ke
puncak kekuasaan dan tetap berada di puncak. Ketika dia mati, partai Nazi dan
pemerintahan yang dipimpinnya mati bersamanya.
Tetapi,
meski pengaruh Hitler terhadap generasinya begitu besar, akibat dari
tindakan-tindakannya di masa depan tampaknya tidaklah seberapa besar. Hitler
boleh dibilang gagal total merampungkan sasaran cita-cita yang mana pun, dan
akibat-akibat yang tampak pada generasi berikutnya malah kebalikannya dari apa
yang ia kehendaki. Misalnya, Hitler bermaksud menyebarkan pengaruh Jerman serta
wilayah kekuasaan Jerman. Tetapi, daerah-daerah taklukannya, meski teramat
luas, hanyalah bersifat singkat dan sementara. Dan kini bahkan Jerman Barat dan
Jerman Timur jika digabung jadi satu masih lebih kecil ketimbang Republik
Jerman tatkala Hitler jadi kepala pemerintahan.
Adalah
dorongan nafsu Hitler ingin membantai Yahudi. Tetapi lima belas tahun sesudah Hitler berkuasa,
sebuah negara Yahudi merdeka berdiri untuk pertama kalinya setelah 2000 tahun.
Hitler membenci baik Komunisme maupun Uni Soviet. Tetapi, sesudah matinya dan
sebagian disebabkan oleh perang yang dimulainya, Rusia malahan memperluas
daerah kekuasaannya di wilayah yang luas di Eropa Timur dan pengaruh Komunisme
di dunia malahan semakin berkembang. Hitler menggencet demokrasi malahan
bermaksud menghancurkannya, bukan saja di negeri lain melainkan di Jerman
sendiri. Namun, Jerman Barat sekarang menjadi negeri yang menjalankan demokrasi
dan penduduknya kelihatan lebih membenci kediktatoran dari generasi yang mana
pun sebelum masa Hitler.
Apakah sebabnya terjadi kombinasi yang aneh dari pengaruhnya yang luar biasa besar pada saat dia berkuasa dengan pengaruhnya yang begitu mini pada generasi sesudahnya? Akibat-akibat yang ditimbulkan Hitler pada saat hidupnya begitu luar biasa besar sehingga nyatalah Hitler memang layak ditempatkan di urutan agak tinggi dalam daftar buku ini
Kendati begitu, tentu saja dia mesti ditempatkan di bawah tokoh-tokoh seperti Shih Huang Ti, Augustus Caesar dan Jengis Khan yang perbuatannya mempengaruhi dunia yang berdaya jangkau jauh sesudah matinya. Yang nyaris sejajar kedudukannya dengan Hitler adalah Napoleon dan Alexander Yang Agung. Dalam masa yang begitu singkat, Hitler dapat mengobrak-abrik dunia jauh lebih parah dari kedua orang itu. Hitler ditempatkan di bawah urutan mereka karena mereka punya pengaruh yang lebih lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar