Nama : Nur Anastatia
Kelas : 3EA13
NPM : 152101115
Dua Puisi
Berabad-abad yang lalu, di suatu jalan menuju Athens, dua orang penyair
bertemu.
Mereka mengagumi satu sama lain. Salah seorang penyair bertanya,
"Apa yang kau ciptakan akhir-akhir ini, dan bagaimana dengan lirikmu?"
Penyair yang seorang lagi menjawab dengan bangga, "Aku tidak melakukan hal lain selain menyelesaikan syairku yang paling indah, kemungkinan merupakan syair yang paling hebat yang pernah ditulis di Yunani. Isinya pujian tentang Zeus yang Mulia."
Lalu dia mengambil selembar kulit dari sebalik jubahnya dan berkata,
"Ke mari, lihatlah, syair ini kubawa, dan aku senang bila
dapat membacakannya untukmu.. Ayuh, mari kita duduk berteduh di bawah pohon
cypress putih itu." Lalu penyair itu membacakan syairnya. Syair itu
panjang sekali. Setelah selesai, penyair yang satu berkata, "Itu syair
yang indah sekali. Syair itu akan dikenang berabad-abad dan akan membuat engkau
masyhur."
Penyair pertama berkata dengan tenang, "Dan apa yang telah kau ciptakan
akhir-akhir ini?" Penyair kedua menjawab, "Aku hanya menulis sedikit. Hanya lapan baris untuk mengenang seorang anak yang bermain di kebun." Lalu ia membacakan syairnya.
Penyair pertama berkata, "Boleh tahan, boleh tahan." Kemudian mereka berpisah.
Sekarang, setelah dua ribu tahun berlalu, syair lapan baris itu dibaca di setiap lidah, diulang-ulang, dihargai dan selalu dikenang. Dan walaupun syair yang satu lagi memang benar bertahan berabad-abad lamanya dalam perpustakaan, di rak-rak buku, dan walaupun syair itu dikenang, namun tidak ada yang tertarik untuk menyukainya atau membacanya.
Label: Karya Khalil
Gibran, Makna, Puisi
Referensi tugas
1-5 :
Koran kompas sabtu 9 maret 2013
Kompas minggu 10 maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar