Kelas : 3EA13
NPM : 15210115
Tema
Kepuasaan
Konsumen Terhadap Pelayanan Rumah Sakit
Menurut WHO (World Health
Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial
dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada
masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan
dan pusat penelitian medik.
Berdasarkan undang-undang No.
44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat.
Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum mempunyai
misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit umum
adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil
guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara
serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta
pelaksanaan upaya rujukan.
Alasan memilih tema “Kepuasaan Konsumen Terhadap
Pelayanan Rumah Sakit”
Rumah
sakit merupakan salah satu bisnis dibidang kesehatan yang terus mengalami
kemajuan dari masa ke masa. Di penulisan ini saya ingin berbagi informasi
mengenai rumah sakit, yang menurut saya pasti akan menjadi kebutuhan konsumen dengan
dengan harapan objek rumah sakit yang saya ambil dari beberapa referensi di
internetdapat menjadi informasi yang berguna bagi konsumen.
Fenomena :
Fenomena Keruangan Penyakit Menular
Projo Danoedoro
WABAH
sindrom pernapasan akut parah (SARS) melanda dunia, dan penyebarannya relatif
cepat. Ketika upaya penangkalan dan pengobatannya secara medis masih
berlangsung, penyakit ini terus berkembang seiring dengan migrasi manusia
antarnegara. Penyakit menular semacam ini tidak mengenal batas teritori
administratif.
SEBENARNYA
bukan hanya SARS saja yang fenomena penyebarannya menarik perhatian kalangan
yang bergelut dengan informasi keruangan (geoinformasi). Hampir semua gejala
epidemiologis dalam lingkup regional telah menarik perhatian para ahli geografi
dan perencana wilayah sehingga kerja sama dengan para ahli kesehatan diperlukan
dalam pengembangan wilayah dan pembangunan kesehatan masyarakat.
Di
Amerika Serikat dan Eropa, perhatian ini telah diwujudkan dalam kerja sama
nyata antarpakar. Persatuan geografiwan sedunia (International Geographic
Union) bahkan sudah lama membentuk satu komisi khusus untuk bidang medical
geography. Di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, sejak tahun 1997 telah
terbentuk suatu kelompok kerja yang terutama melibatkan Fakultas Kedokteran,
Geografi, dan Kedokteran Hewan, dengan nama Penginderaan Jauh untuk Kesehatan
(Inderajakes). Kelompok kerja ini telah melaksanakan simposium, proyek
penelitian, bahkan pembimbingan skripsi, tesis, dan disertasi doktor
bersama-sama.
Beberapa
pakar kesehatan lingkungan, misalnya Hollander dan Staatsen (2003) dari Pusat
Riset Kesehatan Lingkungan Negeri Belanda, mengelompokkan faktor-faktor penentu
kesehatan masyarakat ke dalam empat hal: gaya hidup, lingkungan fisik,
lingkungan sosial, serta atribut individual endogen, baik yang bersifat genetik
maupun yang diperoleh selama hidup. Dalam perspektif keruangan, pakar-pakar
inderaja seperti Lambin (2002), Albert, Gesler dan Levergoods (2000), serta
Gatrell (2001) memandang lingkungan fisik dan sosial sebagai faktor kunci dalam
memahami pola spasial penyakit dan penularannya.
Projo
Danoedoro Dosen Fakultas Geografi UGM, tinggal di Brisbane, Australia.
http://kedaiobatcocc.wordpress.com/2010/05/24/definisi-tugas-dan-fungsi-rumah-sakit-menurut-who/.
http://kesehatanlingkungan.wordpress.com/penyakit-menular/fenomena-keruangan-penyakit-menular/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar