Selasa, 23 Oktober 2012

Tema

Nama : Nur Anastatia
Kelas : 3EA13
NPM : 15210115




Tema
Kepuasaan Konsumen Terhadap Pelayanan Rumah Sakit

Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.
Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan.
Alasan memilih tema “Kepuasaan Konsumen Terhadap Pelayanan Rumah Sakit”
            Rumah sakit merupakan salah satu bisnis dibidang kesehatan yang terus mengalami kemajuan dari masa ke masa. Di penulisan ini saya ingin berbagi informasi mengenai rumah sakit, yang menurut saya pasti akan menjadi kebutuhan konsumen dengan dengan harapan objek rumah sakit yang saya ambil dari beberapa referensi di internetdapat menjadi informasi yang berguna bagi konsumen.
Fenomena :
Fenomena Keruangan Penyakit Menular
Projo Danoedoro
WABAH sindrom pernapasan akut parah (SARS) melanda dunia, dan penyebarannya relatif cepat. Ketika upaya penangkalan dan pengobatannya secara medis masih berlangsung, penyakit ini terus berkembang seiring dengan migrasi manusia antarnegara. Penyakit menular semacam ini tidak mengenal batas teritori administratif.
SEBENARNYA bukan hanya SARS saja yang fenomena penyebarannya menarik perhatian kalangan yang bergelut dengan informasi keruangan (geoinformasi). Hampir semua gejala epidemiologis dalam lingkup regional telah menarik perhatian para ahli geografi dan perencana wilayah sehingga kerja sama dengan para ahli kesehatan diperlukan dalam pengembangan wilayah dan pembangunan kesehatan masyarakat.
Di Amerika Serikat dan Eropa, perhatian ini telah diwujudkan dalam kerja sama nyata antarpakar. Persatuan geografiwan sedunia (International Geographic Union) bahkan sudah lama membentuk satu komisi khusus untuk bidang medical geography. Di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, sejak tahun 1997 telah terbentuk suatu kelompok kerja yang terutama melibatkan Fakultas Kedokteran, Geografi, dan Kedokteran Hewan, dengan nama Penginderaan Jauh untuk Kesehatan (Inderajakes). Kelompok kerja ini telah melaksanakan simposium, proyek penelitian, bahkan pembimbingan skripsi, tesis, dan disertasi doktor bersama-sama.
Beberapa pakar kesehatan lingkungan, misalnya Hollander dan Staatsen (2003) dari Pusat Riset Kesehatan Lingkungan Negeri Belanda, mengelompokkan faktor-faktor penentu kesehatan masyarakat ke dalam empat hal: gaya hidup, lingkungan fisik, lingkungan sosial, serta atribut individual endogen, baik yang bersifat genetik maupun yang diperoleh selama hidup. Dalam perspektif keruangan, pakar-pakar inderaja seperti Lambin (2002), Albert, Gesler dan Levergoods (2000), serta Gatrell (2001) memandang lingkungan fisik dan sosial sebagai faktor kunci dalam memahami pola spasial penyakit dan penularannya.
Projo Danoedoro Dosen Fakultas Geografi UGM, tinggal di Brisbane, Australia.

http://kedaiobatcocc.wordpress.com/2010/05/24/definisi-tugas-dan-fungsi-rumah-sakit-menurut-who/.
http://kesehatanlingkungan.wordpress.com/penyakit-menular/fenomena-keruangan-penyakit-menular/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar