BAB 9
PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP
PEMBELIAN DAN
KONSUMSI
1. PENGERTIAN
KEBUDAYAAN
Kebudayaan
dalam bahasa Inggris disebut
culture. Kata tersebut sebenarnya berasal dari bahasa Latin = colere
yang
berarti pemeliharaan, pengolahan tanah menjadi tanah pertanian.
Sedangkan kata
budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu kata buddayah. Kata buddayah
berasal dari kata budhi atau akal. Manusia memiliki unsur-unsur potensi
budaya
yaitu pikiran (cipta), rasa dan kehendak (karsa). Hasil ketiga potensi
budaya
itulah yang disebut kebudayaan. Dengan kata lain kebudayaan adalah hasil
cipta,
rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan cipta
manusia
mengembangkan kemampuan alam pikir yang menimbulkan ilmu pengetahuan.
Dengan
rasa manusia menggunakan panca inderanya yang menimbulkan karya-karya
seni atau
kesenian. Dengan karsa manusia menghendaki kesempurnaan hidup, kemuliaan
dan
kebahagiaan sehingga berkembanglah kehidupan beragama dan kesusilaan.
Dari
uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
A.
kebudayaan
itu hanya dimiliki oleh masyarakat manusia;
B.
kebudayaan
itu tidak diturunkan secara biologis melainkan diperoleh melalui proses
belajar; dan
C.
kebudayaan
itu didapat, didukung dan diteruskan oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
Kebudayaan
sangat erat hubungannya dengan
masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan
bahwa
segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan
yang
dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah
Cultural-
2. DIMANAKAH
SESEORANG MENEMUKAN NILAI-NILAI YANG DIANUTNYA
Individu
tidak lahir dengan membawa
nilai-nilai (values). Nilai-nilai ini diperoleh dan berkembang melalui
informasi, lingkungan keluarga, serta budaya sepanjang perjalanan
hidupnya.
Mereka belajar dari keseharian dan menentukan tentang nilai-nilai mana
yang
benar dan mana yang salah. Untuk memahami perbedaan nilai-nilai
kehidupan ini
sangat tergantung pada situasi dan kondisi dimana mereka tumbuh dan
berkembang.
Nilai-nilai tersebut diambil dengan berbagai cara antara lain:
A.
Model atau
contoh, dimana individu belajar tentang nilai-nilai yang baik atau buruk
melalui observasi perilaku keluarga, sahabat, teman sejawat dan
masyarakat
lingkungannya dimana dia bergaul;
B.
Moralitas,
diperoleh dari keluarga, ajaran agama, sekolah, dan institusi tempatnya
bekerja
dan memberikan ruang dan waktu atau kesempatan kepada individu untuk
mempertimbangkan nilai-nilai yang berbeda.
C.
Sesuka hati
adalah proses dimana adaptasi nilai-nilai ini kurang terarah dan sangat
tergantung kepada nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang dan
memilih
serta mengembangkan sistem nilai-nilai tersebut menurut kemauan mereka
sendiri.
Hal ini lebih sering disebabkan karena kurangnya pendekatan, atau tidak
adanya
bimbingan atau pembinaan sehingga dapat menimbulkan kebingungan, dan
konflik
internal bagi individu tersebut.
D.
Penghargaan
dan Sanksi : Perlakuan yang biasa diterima seperti: mendapatkan
penghargaan
bila menunjukkan perilaku yang baik, dan sebaliknya akan mendapat sanksi
atau
hukuman bila menunjukkan perilaku yang tidak baik.
E.
Tanggung
jawab untuk memilih : adanya dorongan internal untuk menggali
nilai-nilai
tertentu dan mempertimbangkan konsekuensinya untuk diadaptasi. Disamping
itu,
adanya dukungan dan bimbingan dari seseorang yang akan menyempurnakan
perkembangan sistem nilai dirinya sendiri.
3.
PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN
Pengertian
perilaku konsumen menurut Shiffman
dan Kanuk (2000) adalah perilaku yang diperhatikan konsumen dalam
mencari,
membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau
ide yang
diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya
dengan
mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan. Selain itu perilaku
konsumen
menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah proses pengambilan
keputusan dan
kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu
dalam menilai,
mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa.
Menurut
Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior dijelaskan sebagai upaya
konsumen
untuk membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan dikonsumsi.
4.
MODEL PERILAKU KONSUMEN
Konsumen
mengambil banyak macam keputusan
membeli setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan
membeli
konsumen secara amat rinci untuk menjawab pertanyaan mengenai apa yang
dibeli
konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak mereka
membeli.
serta mengapa mereka membeli.
Faktor
Budaya
memberikan
pengaruh paling luas dan dalam
pada perilaku konsumen. Pengiklan harus mengetahui peranan yang
dimainkan oleh
budaya, subbudaya dan kelas social pembeli. Budaya adalah penyebab
paling
mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan
kumpulan
nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh
seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.
Setiap
kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih kecil yang
memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para
anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok
nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak
subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar seringkali
merancang
produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Kelas-kelas
sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama dalam
suatu
masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai
nilai,
minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu
faktor
tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan,
pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain.
Pengaruh
Budaya Yang Tidak Disadari
Dengan
adanya kebudayaan, perilaku konsumen
mengalami perubahan . Dengan memahami beberapa bentuk budaya dari
masyarakat,
dapat membantu pemasar dalam memprediksi penerimaan konsumen terhadap
suatu
produk. Pengaruh budaya dapat mempengaruhi masyarakat secara tidak
sadar.
Pengaruh budaya sangat alami dan otomatis sehingga pengaruhnya terhadap
perilaku
sering diterima begitu saja. Pengaruh Budaya dapat Memuaskan Kebutuhan
Budaya
yang ada di masyarakat dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Budaya
dalam suatu
produk yang memberikan petunjuk, dan pedoman dalam menyelesaikan masalah
dengan
menyediakan metode “Coba dan buktikan” dalam memuaskan kebutuhan
fisiologis,
personal dan sosial. Misalnya dengan adanya budaya yang memberikan
peraturan
dan standar mengenai kapan waktu kita makan, dan apa yang harus dimakan
tiap
waktu seseorang pada waktu makan. Begitu juga hal yang sama yang akan
dilakukan
konsumen misalnya sewaktu mengkonsumsi makanan olahan dan suatu obat.
Pengaruh
Budaya yang Berupa Tradisi Tradisi
adalah
aktivitas yang bersifat simbolis yang
merupakan serangkaian langkah-langkah (berbagai perilaku) yang muncul
dalam
rangkaian yang pasti dan terjadi berulang-ulang. Tradisi yang
disampaikan
selama kehidupan manusia, dari lahir hingga mati. Hal ini bisa jadi
sangat
bersifat umum. Hal yang penting dari tradisi ini untuk para pemasar
adalah
fakta bahwa tradisi cenderung masih berpengaruh terhadap masyarakat yang
menganutnya. Misalnya yaitu natal, yang selalu berhubungan dengan pohon
cemara.
Dan untuk tradisi-tradisi misalnya pernikahan, akan membutuhkan
perhiasan-perhiasan sebagai perlengkapan acara tersebut.
5.
DAMPAK NILAI – NILAI INTI TERHADAP PEMASAR
KEBUTUHAN
Konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kahilangan, dan manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Kebutuhan manusia yang kompleks tersebut karena ukan hanya fisik (makanan, pakaian, perumahan dll), tetapi juga rasa aman, aktualisasi diri, sosialisasi, penghargaan, kepemilikan. Semua kebutuhan berasal dari masyarakat konsumen, bila tidak puas consumen akan mencari produk atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut.
Konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kahilangan, dan manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Kebutuhan manusia yang kompleks tersebut karena ukan hanya fisik (makanan, pakaian, perumahan dll), tetapi juga rasa aman, aktualisasi diri, sosialisasi, penghargaan, kepemilikan. Semua kebutuhan berasal dari masyarakat konsumen, bila tidak puas consumen akan mencari produk atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut.
KEINGINAN
Bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaza dan kepribadian individual dinamakan keinginan. Keinginan digambarkan dalam bentuk obyek yang akan memuaskan kebutuhan mereka atau keinginan adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang spesifik. Masyarakat yang semakin berkembang, keinginannya juga semakin luas, tetapi ada keterbatasan dana, waktu, tenaga dan ruang, sehingga dibutuhkan perusahaan yang bisa memuaskan keinginan sekaligus memenuhi kebutuhan manusia dengan menenbus keterbatasan tersebut, paling tidak meminimalisasi keterbatasan sumber daya. Contoh : manusia butuh makan, tetapi keinginan untuk memuaskan lapar tersebut terhgantung dari budayanya dan lingkungan tumbuhnya.
Bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaza dan kepribadian individual dinamakan keinginan. Keinginan digambarkan dalam bentuk obyek yang akan memuaskan kebutuhan mereka atau keinginan adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang spesifik. Masyarakat yang semakin berkembang, keinginannya juga semakin luas, tetapi ada keterbatasan dana, waktu, tenaga dan ruang, sehingga dibutuhkan perusahaan yang bisa memuaskan keinginan sekaligus memenuhi kebutuhan manusia dengan menenbus keterbatasan tersebut, paling tidak meminimalisasi keterbatasan sumber daya. Contoh : manusia butuh makan, tetapi keinginan untuk memuaskan lapar tersebut terhgantung dari budayanya dan lingkungan tumbuhnya.
PERMINTAAN
Dengan keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber daya tersebut, akhirnya manusia menciptakan permintaan akan produk atau jasa dengan manfaat yang paling memuaskan. Sehingga muncullah istilah permintaan, yaitu keinginan menusia akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan ketersediaan untuk membelinya.
6. PERUBAHAN
NILAI
Budaya
juga perlu mengalami perubahan nilai.
Ada beberapa aspek dari perlunya perluasan perubahan budaya yaitu :
A.
Budaya
merupakan konsep yang meliputi banyak hal atau luas. Hal tersebut
termasuk
segala sesuatu dari pengaruh proses pemikiran individu dan perilakunya.
Ketika
budaya tidak menentukan sifat dasar dari frekuensi pada dorongan
biologis
seperti lapar, hal tersebut berpengaruh jika waktu dan cara dari
dorongan ini
akan memberi kepuasan.
B.
Budaya
adalah hal yang diperoleh. Namun tidak memaksudkan mewarisi respon dan
kecenderungan. Bagaimanapun juga, bermula dari perilaku manusia
tersebut.
C.
Kerumitan
dari masyarakat modern yang merupakan kebenaran budaya yang jarang
memberikan
ketentuan yang terperinci atas perilaku yang tepat.
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/01/pengaruh-kebudayaan-terhadap-pembelian-dan-konsumsi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar