Jumat, 04 Januari 2013

BAB 13
PENGARUH SITUASI

TIPE-TIPE SITUASI KONSUMEN
Secara garis besar jenis/tipe situasi konsumen dibagi menjadi 3 sesuai dengan waktu kegunaannya yaitu :
  • Situasi Komunikasi
Situasi Komunikasi adalah suasana atau lingkungan dimana konsumen memperoleh informasi atau melakukan komunikasi. Komunikasi yg dilakukan bisa bersifat pribadi atau nonpribadi
Konsumen mungkin memperoleh informasi melalui :
a.       Komunikasi Lisan dengan teman, kerabat, tenaga penjual, atau wiraniaga
b.      Komunikasi non pribadi, seperti iklan TV, radio, internet, koran, majalah, poster, billboard, brosur, leaflet dsb
c.       Informasi diperoleh langsung dari toko melalui promosi.
  • Situasi Pembelian
Situasi Pembelian adalah lingkungan atau suasana yang dialami/dihadapi konsumen ketika membeli produk dan jasa. Situasi pembelian akan mempengaruhi pembelian.
Misal: Ketika Konsumen berada di bandara, ia mungkin akan bersedia membayar sekaleng Coke berapa saja harganya ketika haus. Sebaliknya, jika ia berbelanja Coke di swalayan dan mendapatkan harganya relatif lebih mahal, ia mungkin sangat sensitif terhadap harga. Konsumen tsb mungkin akan menunda pembelian Coke dan mencari di tempat lain.
  • Situasi Pemakaian
Misal: Konsumen Muslim sering memakai kopiah dan pakaian takwa pada saat sholat atau pada acara keagamaan. Kebaya akan dipakai kaum wanita pada acara pernikahan atau acara resmi lainya, dan jarang digunakan untuk pergi bekerja. Para Produsen sering menggunakan konsep situasi pemakaian dalam memasarkan produknya, produk sering diposisikan sebagai produk untuk digunakan pada situasi pemakaian tertentu. Misalnya, ada pakaian resmi untuk ke pesta, pakaian olahraga, pakaian untuk kerja, pakaian untuk santai dan berolahraga.
INTERAKSI INDIVIDU DENGAN SITUASI
Situasi konsumen meningkat bila selang waktu sejak saat makan mereka bertambah. Muncul untuk konsumen yang kelebihan berat. Dengan demikian, pengaruh situasi dari waktu sejak saat makan mereka yang terkhir bergantung kepada jenis konsumen.
Ide bahwa konsumen tidak homogen dalam respons mereka terhadap factor situasi memilki implikasi penting untuk pemasangan pasar. Karena konsumen yang berbeda mungkin mencari mafaat produk yang berbeda, yang dapat berubah melintasi situasi pemakaian yang berbeda.
PENGARUH SITUASI TAK TERDUGA
Bagaimana seseorang mengerti akan potensi dari pengaruh situasi yang tak terduga yang dapat merusak keakuratan ramalan yang didasarkan pada maksud pembelian , yang tadinya dia tidak mau embeli barang  tapi karena suatu hal jadi membeli barang tersebut .
PEMBAHASAN
CONTOH KASUS
Misalkan ketika seseorang sedang menjalani perjalanan jauh menggunakan kapal untuk menuju pulau tertentu, tentu dia akan membawa persedian makanan, tapi hanya untuk 2 hari paling lama dan seterusnya dia harus membeli makanan yang ada dikapal, memang secara harga pasti akan mahal dari biasanya, namun harus dipertimbangkan bahwa dia juga bukan berada ditempat yang biasa, dari situlah seseorang/ konsumen akan mempertimbangkang situasi/ kondisi dimana dia berada.
Dan mau tidak mau dia harus membeli makanan tersebut walaupun harganya mahal dibandingkan ditempat lain. (situasi pembelian)
Pada saat musim dingin biasanya orang-orang akan menggunakan pakaian musim dingin atau baju hangat, berbeda halnya dengan seseorang yang pergi ke tempat yang beriklim tropis dan hangat, pasti akan ada perbedaan dalam hal penggunaan pakaian.
Orang yang pergi ke tempat tropis seperti pantai, pasti akan menggunakan pakaian yang tidak terlalu tebal. Disitulah dapat kita lihat pengaruh tempat dan iklim akan mempengaruhi seseorang dalam hal pemakaian barang.(situasi pemakaian)
Ketika seseorang sedang membutuhkan informasi, maka orang tersebut pasti akan mencari informasi yang dia butuhkan, entah itu melalui surat kabar komunikasi langsung dengan orang lain atau mungkin melalui media elektronik, semua itu tergantung jenis informasi yang dibutuhkan.
Misalkan seorang ibu yang sedang berhemat, pasti akan mencari informasi tentang harga-harga kebutuhan pokok, melalui surat kabar/Koran atau mungkin akan mendatangi tempat kebutuhan tersebut. Ketika ibu tersebut sudah mendapat informasi secara jelas tentang harga-harga barang yang naik dan mana harga barang yang turun tentu dia akan mengevaluasi hasil tersebut dan membeli kebutuhan sesuai dengan kemampuannya.(Situasi komunikasi)
 
BAB 12
PENGARUH KELUARGA DAN RUMAH TANGGA
PENGARUH KELUARGA DAN RUMAH TANGGA DALAM PERILAKU KONSUMEN
Studi tentang keputusan keluarga sebagai konsumen kurang lazim dibandingkan studi tentang individu sebagai konsumen. Alasan untuk pengabaian dalam studi pembelian keluarga adalah kesulitan dalam mempelajari tentang keluarga sebagai organisasi. Survey dan metodologi penelitian pemasaran lain lebih mudah dijalankan untuk individu daripada untuk keluarga. Pemberian kuesioner kepada seluruh keluarga membutuhkan akses ke semua anggota pada waktu yang lebih kurang sama, dengan menggunakan bahasa yang mempunyai makna sama bagi semua anggota keluarga, dan menafsirkan hasil ketika anggota dari keluarga yang sama melaporkan opini yang bertentangan mengenai apa yang dibeli oleh keluarga atau pengaruh relative dalam keputusan tersebut.
Haverty mengidentifikasikan variabel utama yang terlibat didalam analisis seperti ini :
a)     Fungsi Produksi Rumah Tangga
b)     Stok (Sumber Daya) Rumah Tangga
c)      Variabel Eksogen atau yang Ditetapkan Sebelumnya
Walaupun rumah tangga dan keluarga kadang digunakan secara dapat dipertukarkan sewaktu menganalisis bagaimana keputusan pembelian diambil, adalah penting untuk membedakan antara kedua ini sewaktu memeriksa data. Rumah tangga menjadi unit yang analisis yang lebih penting bagi pemasar karena pertumuhan yang pesat di dalam keluarga trdisional dan rumah tangga nonkeluarga. Di antara rumah tangga nonkeluarga,mayoritas besar terdiri dari orang-orang yang hidup sendiri.
KELUARGA DAN PENGARUH RUMAH TANGGA
Secara ilmiah keluarga dapat diartikan sebagai sekelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang berhubungan darah, pernikahan, atau adopsi yang tinggal berdampingan. Sedangkan rumah tangga adalah semua orang, baik yang berelasi maupun tidak berelasi yang menempati sebuah unit rumah. Keluarga maupun pengaruh rumah tangga mempengaruhi sikap pembelian konsumen. Misalnya kelahiran anak mempengaruhi suatu keluarga untuk menambah perabotan, bahan makanan bayi, dan lain-lain.
Keputusan konsumsi keluarga melibatkan setidaknya lima peranan yang dapat didefinisikan. Peranan-peranan ini mungkin dipegang oleh suami, istri, anak, atau anggota lain dalam rumah tangga. Peranan ganda atau aktor ganda adalah normal.
1.      Penjaga pintu (gatekeeper). Inisiator pemikiran keluarga mengenai pembelian produk dan pengumpulan informasi untuk membantu pengambilan keputusa.
2.      Pemberi pengaruh (influencer). Individu yang opininya dicari sehubungan dengan kriteria yang harus digunakan oleh keluarga dalam pembelian dan produk atau merek mana yang paling mungkin cocok dengan kriteria evaluasi itu
3.      Pengambil keputusan (decider). Orang dengan wewenang atau kekuasaan keuangan untuk memilih bagaimana uang keluarga akan dibelanjakan dan produk atau merek apa yang yang akan dipilih.
4.      Pembeli (buyer). Orang yang bertindak sebagai agen pembelian yang mengunjungi toko, menghubungi penyuplai, menulis cek, membawa produk kerumah, dan seterusnya.
5.      Pemakai (user). Orang yang menggunakan produk.
PENENTU KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SUATU KELUARGA
Beberapa factor spesifik yang menentukan dalam membuat keputusan pembelian pada sebuah keluarga :
a.       Kebutuhan antar pribadi, tingkatan seseorang pada investasi dalam kelompok.
b.      Keterlibatan dan manfaat produk, yaitu produk mana yang akan digunakan atau memuaskan kebutuhan.
c.       Pertanggungjawaban, orang lebih menyukai tidak setuju dengan sebuah keputusan jika itu membawa konsekuensi dan komitmen jangka panjang.
d.      Kekuasaan, keputusan membeli dalam keluarga dipengaruhi oleh keputusan lainnya. Pada keluarga tradisional suami cenderung punya kekuasaan lebih daripada istri, kemudian pada anak yang lebih tua dan seterusnya.
FAMILY LIFE CYCLE ( FLC )
Konsep family life cycle merupakan alat untuk menggambarkan serangkaian tahap perkembangan kebanyakan keluarga. Untuk menggambarkan realitas berbagai macam tatanan keluarga dan gaya hidup sekaranag maka konsep family life cycle dapat dibagi dua :
1.      Skema Family Life Cycle Tradisional
Tahap 1, masa lajang, orang muda lajang hidup terpisah dari orang tua.
Tahap 2, pasangan yang berbulan madu.
Tahap 3, orang tua, mempunyai satu anak dan tinggal serumah.
Tahap 4, pasca orang tua, suami istri yang sudah tua, anak-anak tidak tinggal serumah.
Tahap 5, disolusi, seorang suami atau istri yang masih hidup.
2.      Tahap-tahap Family Life Cycle Alternatif
a.       Rumah tangga keluarga terdiri dari, pasangan yang tidak punya anak, pasangan yang terlambat menikah, orang tua tunggal dan keluarga diperluas.
b.      Rumah tangga bukan keluarga yaitu pasangan tidak menikah, pasangan bercerai tanpa anak, orang lajang, dan janda atau duda yang sudah tua.
PERUBAHAN STRUKTUR KELUARGA
Seperti semua lembaga, keluarga adalh suatu sistem norma dan tata cara yang diterima untuk menyelesaikan sejumlah tugas penting. Mendefinisikan keluarga tidaklah begitu mudah, namun telah diupayakan sebelumnya. Dan dapat diungkapkan disini adalah bahwa keluarga adalah (1) suatu kelompok yang mempunyai nenek moyang yang sama ; (2) suatu kelompok kekerabatan yang disatukan oleh darah atau perkawinan ; (3) pesangan perkawinan dengan atau tanpa anak ; (4) pasangan tanpa nikah yang mempunyai anak ; (5) satu orang dengan beberapa anak, begitu yang dikatakan Paul B. Horton & Chester L. Hunt, dari Western Michigan University.
Para anggota suatu komunitas mungkin bisa menyebut dirinya sebagai suatu keluarga, akan tetapi, pada umumnya tidak mampu tinggal dalam suatu rumah di suatu daerah ‘tempat tinggal keluarga tunggal’. Pasangan ‘kumpul kebo’ yang hidup bersama tanpa nikah tidaklah diakui sebagai suatu keluarga (Bdk. Biro Snsus Amerika Serikat) . Menurut biro ini, sebuah keluarga adalah ‘dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah, perkawinan, atau adopsi dan tinggal bersama dalam suatu rumah tangga’ , bukan sebagai ‘posseiq’ (orang-orang yang berlawanan jenis yang hidup secara bersama-sama).
Kalau dilihat dari susunan keluarga maka pertalian darah antara suami istri dan anak-anak menjadi perhatian utama. Keluarga sedarah terdiri atas sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi di mana hubungan itu digambarkan melalui garis lelaki (patrilinial) atau melalui garis perempuan (matrilinial). Keluarga yang didasarkan atas pertalian perkawinan atau kehidupan suami istri, maka disebut keluarga suami istri (conjugal family), Keluarga hubungan kerabat sedarah (consanguine family), tidak didasarkan pada pertalian kehidupan suami istri melainkan pada darah dari sejumlah kerabat.
 
BAB 11
PERILAKU INDIVIDU
Kelompok ReferensI
Perilaku seseorang amat dipengaruhi oleh berbagai kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.
Keluarga
Keluarga dapat pempengaruhi perilaku Konsumen . Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi.
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
Para anggota keluarga dapat mempengaruhi dengan kuat terhadap perilaku membeli. Kita dapat membedakan dua maaca keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orangtua. Kedua, keluarga sebagai sumber keturunan, disani adanya hubungan yang saling mempengaruhi (suami-istri dan anak).
Peranan dan Status
Sepanjang kehidupan, seseorang terlibat dalam beberapa kelompok, yaitu : keluarga, klub dan organisasi. Kedudukan seseorang dalam  setiap kelompok dapat diartikan sebagai Peranan dan Status.
  1. Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang- orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.
Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.
Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang)
  1. Faktor Psikologis
Pilihan seseorang membeli juga dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama, yaitu : motivasi, persepsi belajar, kepercayaan dan sikap.
Motivasi
Motivasi adalah dorongan. Asumsi bahwa keadaan terdorong/munculnya dorongan pada organisme dipicu oleh mekanisme – mekanisme hemeostatik dalam tubuhnya. Dan sebagaimana yang akan kita lihat, dorongan memiliki kaitan yang erat dengan kebutuhan – kebutuhan organisme. Jika organisme mengalami keadaan kekurangan fisiologis/mengalami kebutuhan – kebutuhan, dorongan – dorongan untuk mengembalikan keadaan fisiologis itu akan aktif pada organisme tersebut (Woodworh dan Schlosberg, 1954). Sungguhpun demikian, dalam keadaan tertentu dorongan bisa aktif terlepas dari kebutuhan.
Motivasi merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.
Seperti yang diterangkan oleh teori Robert Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar, haus), disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan aman, perlindungan), kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi anggota lingkungan dan dicintai), selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri, pengakuan, status) dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan pernyataan diri (pengembangan dan perwujudan diri).
Persepsi
Fenomena yang ditangkap oleh panca indera dan dimaknai oleh pikiran.
Belajar
Proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Sewaktu orang berbuat, mereka belajar. Belajar menggambarkan perubahan  dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman.
Kepercayaan dan Sikap
Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap. Kepercayaan adalah gagasan deskriptif yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Sebuah sikap,  menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa obyek atau gagasan.
Contoh kasus :
Seorang remaja bernama Iwan berumur 19 tahun dengan seorang Bapak bernama Pak Bambang yang berumur 48 tahun memiliki perilaku konsumen yang berbeda karena kebutuhan konsumsi mereka pun berbeda. Hal ini disebabkan karena umur, gaya hidup dan kepribadian mereka. Iwan yang seorang mahasiswa kebutuhan hidupnya sangat berbeda dengan Pak Bambang yang sudah bekerja dan berkeluarga. Salah satu contohnya adalah seperti membeli baju, Iwan  lebih banyak membeli baju kaos yang digunakannya untuk pergi ke kampus sedangkan Pak Bambang lebih memilih membeli baju kemeja yang dapat digunakan untuk pergi ke kantor. Gaya hidupnya pun berbeda karena lingkungan sekitar seperti Iwan yang merokok karena rata-rata temannya merokok tetapi Pak Bambang tidak merokok karena ia memiliki keluarga dan tidak mau meracuni keluarganya.
 
 
Sumber
http://ferrynatanyahoocoid.wordpress.com/2011/12/29/tugas-softskill-ke-3-pengaruh-individu/
BAB 10
PENGARUH KELAS SOSIAL DAN STATUS

PENGERTIAN KELAS SOSIAL
Kelas sosial adalah serangkaian konsep dalam ilmu-ilmu sosial dan teori politik berpusat pada model stratifikasi sosial di mana seseorang dikelompokkan ke dalam seperangkat kategori sosial hirarkis.Kelas adalah obyek penting dari analisis untuk sosiolog, ilmuwan politik, antropolog dan sejarawan sosial. Namun, tidak ada konsensus mengenai definisi terbaik dari "kelas" panjang, dan istilah memiliki makna kontekstual yang berbeda.

FAKTOR PENENTU KELAS SOSIAL
Kelas sosial bukan hanya ditentukan oleh pendapatan seorang individu namun juga dapat dibedakan dalam berbagai hal, antara lain :
  •  Pekerjaan
Sebagai contoh, didaerah dieropa mengklasifikasikan strata social berdasarkan a keluarga, kelas menegah atas diisi oleh individu yang mempunyai pekerjaan sebagi dokter, akuntan, direktur, atau konsultan. Kelas menengah diisi oleh manager tingkat menengah, dosen, dan suster. Kelas menengah bawah diisi oleh manager junior, pengawas, dan karyawan kantor. Kelas pekerja terampil diisi oleh mandor, petani, dan tukang. Kelas pekerja diisi oleh buruh dan pelayan. Sedangkan kelas bawah terdapat buruh penghasilan rendah dan pengsiunan.
  • Prestasi Pribadi
Status seseorang dapat pula dipengaruhi oleh keberhasilannya yang berhubungan dengan status orang lain didalam suatu pekerjaan. Sebagai contoh, seorang mahasiswa yang berhasil mendapatkan nilai tinggi akan mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi dari pada mahasiswa lain yang memiliki nilai rendah.
  •  Interaksi
Orang merasa paling senang jika mereka berada bersama orang dengan nilai dan prilaku yang sama, sosiolog yang menekankan analisis interaksi social kadang disebut kelompok “Siapa mengundang siapa, untuk makan malam” didalam rancangan seperti ini keanggotaan kelompok dan interkasi dianggap sebagai kelompok determinant utama dari kelas social.
  • Kepemilikan
Pemilihan adalah simbol pemilihan kelas bukan hanya dari jumlah kepemilikan tapi juga dari sifat yang dibuat. Seorang dengan strata sosial yang tinggi akan memiliki berbagai macam barang yang bernilai tinggi pula, baik dari segi estetika maupun materinya. Sedangnkan orang yang strata sosial rendah kepemilikan barangnya bernilai lebih rendah dari orang yang lebih kaya.
  • Orientasi Nilai
Nilai menunjukan kelas sosial dimana seseorang termasuk didalamnya. Ketika sekelompok orang berbagi seperangkat kepentingan bersama yang abstrak untuk mengorganisasi dan menghubungakan banyak sifat spesifik, adalah mungkin untuk menggolongkan kelompok dengan tingkat dimana ia memiliki nilai ini.
  • Kesadaran Kelas
Kelas sosial seseorang ditunjukan hingga jangkauan tertentu. Dengan seberapa sadar orang bersangkutan akan kelas sosialnya didalam satu masyarakat, biasaya orang yang sadar akan kelasnya, yaitu; orang yang berasal dari kelas yang tinggi meskipun orang yang berasala dari golongan rendah lebih sadar akan realitas kelas sosial dirinya.

PENGUKURAN KELAS SOSIAL
Banyak metode sudah dikembangkan untuk mengukur dan mendeskripsikan kelas social. Untuk para peneliti konsumen, tujuannya biasanya adalah menghubungkan variable terkait (dependent variable) seperti pemakaian produk, preferensi merek, sikap, citra dan pelanggan took, dengan variable bebas (independent variable) dari kelas social. Dengan penilitian seperti ini, barangkali mungkin untuk mendifinisikan pangsa pasar kelas social dan mengerti pola konsumsi serta pembelian dari pangsa itu.
Metode penelitian kelas social terdiri dari dua jenis, yaitu
  •  Metode teoritis dan keabsahan
Metode reputasi melibatkan pengajuan kepada orang-orang untuk menentukan peringkat posisi atau presitse orang lain.
Metode reputasi dikembangkan oleh Lloyd warner, salah satu pelopor didalam studi kelas social di Amerika Serikat. Selanjutnya diperluas Burleigh Gardner dan rekan-rekannya di Deep South dan di Midwest oleh Hollingshead, studi-studi ini juga mencakupi sosiasi atau ukuran sosiometrik yang menghitung jumlah dari sifat kontrak pribadi dari orang didalam hubungan mereka yang informal.
Penelitian toeritis memberikan suatu arus data empiris dan konsep yang pokok bagi upaya kita yang sekarnag menghubungkan kelas social dengan konsumsi.
  • Metode penelitian pemasaran
Para peneliti pemasaran mengukur kelas social dengan variable bebas untuk menentukan hubungannya denga variable terkait dariminat akan pemasaran. Metode objektifmemberikan status berdasarkan responden yang memiliki semacam nilai dari variable yang distratifikasikan. Variable yang paling sering digunakan adalah pekerjaan, pendapatan, pendidikan, ukuran dan jenis tempat tinggal, pemilik barang,  dan afiliasi organisasi. Metode objektif dapat dibagi ke dalam metode yang berindeks tunggal dengan mengutamakan pekerjaan sebagi indikator tunggal terhadap pemilihan kelas sosial dan metode yuang berindeks ganda dimana dalam memntukan kedudukan sosial seseorang didasarkan dari berbagai macam variable yang sudah disebut diatas.
Metode subjektif atau pelaporan diri meminta responden untuk menilai diri sendiri berdasarkan kelas sosial. Metode seperti ini, walaupun digunakan sekali-sekali, memiliki nilai terbatas bagi para nalis konsumen karena dua alasan:
A.      Responden cenderung menilai terlalu tinggi kedudukan sosialnya sendiri
B.      Responden menjauhi istilah konotatid dari kelas atas dan bawah dan selanjutnya membesar-besarkan ukuran kelas menengah
APAKAH KELAS SOSIAL BISA BERUBAH??
Apakah kelas sosial sama meratanya seperti pernah dialami sebelumnya? Barangkali kelas sosial lenyap diantara orang dari kelas perkerja dan kelas menengah. Teori ini kadang disebut embourgeosiment of society atau teori masifikasi.
Suatu tinjauan luas terhadap factor-faktor seperti kekuasaan, pendapatan, kakayaan, status dan partisipasi didalam proses politik ileh kriesberg disimpulkan:
Kekayaan pribadi barangkali menjadi didistribusikan secara sama dalam belas tahun terakhir, tetapi kekayaan dalam bentuk saham perusahaan; konsentrasi dalam pemilikan sarana produksi meningkat seperti direfleksikan didalam penyusutan wirausaha
Studi Duncan di University of Michigan menunjukan mobilitas ekonomi yang jauh lebih besar dibandingkan yang umumnya dianggap bener pada masa lalu. Studi itu didasarkan pada analisis  gerakan diantara quintile pendapatan dan memperlihatkan bahwa diantara  tahun 1971 dan 1978 hanya sekitar setangah dari mereka yang mulai dengan quintile pendapatan terendah berakhir diatas sana  sebaliknya dari individu-individu didalam keluarga dengan quintile tertinggi, kurang dari setengah tetap berada disana. Jadi, “dari kaya menjadi miskin” hamper sama lazimnya dengan “dari miskin menjadi kaya” di Amerika Serikat.
PEMASARAN UNTUK PANGSA KELAS SOSIAL
·         Penentuan pangsa pasar
Kelas sosial kerap diterapkan pada masalah penentuan pangsa pasar, proses mendefinisikan kelompok pelanggan yang homogeny dan membuat tawaran uang kuat secara khusus untuk mereka.
Prosedur untuk pemangsaan pasar mencakupi langkah-langkah berikut:
  • Identifikasi pemakaian kelas sosial dari produk
  • Perbandingan variable kelas sosial untuk pemangsaan dengan variable lain (pendapatan, siklus hidup, dsb.)
  • Deskripsi karakteristik kelas sosial yang diidentifikasi didalam target pasar.
  • Perkembangan program pemasaran untuk memaksimumkan efektifitas bauran pemasaran yang didasarkan pada konsistensi dengan sifat kelas sosial.
·         Pengenalan kebutuhan dan kriteria evaluasi
Sebagai seorang pamasar, sebelum melakukan proses promosi harus menyiapkan berbagai macam persiapan, didalam kasus ini persiapan yang harus kita lakukan adalah menggali informasi tentang kebutuhan dari pangsa pasar kelas sosial dengan melakukan setidaknya observasi tehadap pangsa pasar kelas sosial.
·         Proses pencarian
Perbedaan kelas sosial membedakan pula pola informasi tentang suatu produk yang didapat oleh masing-masing individu, kelas bawah yang berada didaerah lebih terpencil akan susah mendapatkan informasi tentang suatu barang yang beredar dipasaran sedangkan orang kelas menengah keatas lebih mudah mendapatkan informasi tersebut.
 
 
 
http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2308738-pengertian-kelas-sosial/#ixzz2Dtl6DNKw